Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

12 Soal (Uraian) Morfologi Bahasa Indonesia dan Jawaban

Contoh Soal (Esai) Tentang Morfologi Bahasa Indonesia

1. Jelaskan tentang reduplikasi!

Jawaban:
Reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian, baik disertai variasi fonem maupun tidak (Cahyono, 1995:145).
Contoh: berbulan-bulan, satu-satu, seseorang, compang-camping, sayur-mayur.


2. Uraikan tentang penggabungan atau pemajemukan!

Jawaban:
Proses pembentukan kata dari dua morfem bermakna leksikal
Contoh:
Sapu tangan
Rumah sakit


3. Jelaskan tentang perubahan intern!

Jawaban:
Perubahan intern adalah perubahan bentuk morfem yang terdapat dalam morfem itu sendiri.
Contoh: dalam bahasa Inggris
Singular:
Foot
Mouse
plural:
Feet
mice


4. Tuliskan pengertian morfologi!

Jawaban:
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.


5. Jelaskan tentang morfem!

Jawaban:
Morfem adalah suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya


6. Uraikan tentang morf !

Jawaban:
Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya


7. Tuliskan pengertian alomorf !

Jawaban:
Alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya


8. Jelaskan tentang prinsip-prinsip pengenalan morfem!

Jawaban:
Untuk mengenal morfem secara jeli dalam bahasa Indonesia, diperlukan petunjuk sebagai pegangan. Ada enam prinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980), yakni sebagai berikut:
1 Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti atau makna yang sama merupakan satu morfem.
2. Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonolis yang berbeda, merupakan satu morfem apabila bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau makna yang sama, dan perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
3. Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur ontologis yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer.
4. Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang disebut morfem zero.
5. Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
6. Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih kecil, adalah morfem. Misalnya, satuan ber– dan lari pada berlari, ter– dan tinggi pada tertinggi tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan yang lebih kecil. oleh karena itu, ber-, lari, ter, dan tinggi adalah morfem.


9. Uraikan tentang morfem bebas dan morfem terikat!

Jawaban:
Morfem ada yang bersifat bebas dan ada yang bersifat terikat. Dikatakan morfem bebas karena ia dapat berdiri sendiri, dan dikatakan terikat jika ia tidak dapat berdiri sendiri.
Misalnya:
Morfem bebas – “saya”, “buku”, dsb.
Morfem terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.


10. Jelaskan tentang morfem segmental dan morfem supra segmental!

Jawaban:
Morfem segmental adalah morfem yang terjadi dari fonem atau susunan fonem segmental. Sebagai contoh, morfem {rumah}, dapat dianalisis ke dalam segmen-segmen yang berupa fonem [r,u,m,a,h]. Fonem-fonem itu tergolong ke dalam fonem segmental. oleh karena itu, morfem {rumah} tergolong ke dalam jenis morfem segmental.
Morfem supra segmental adalah morfem yang terjadi dari fonem suprasegmental. Misal, jeda dalam bahasa Indonesia. Contoh:
bapak wartawan bapak//wartawan
ibu guru ibu//guru


11. Apa yang dimaksud dengan morfologi dalam Bahasa Indonesia?

Jawaban: 
Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari struktur kata dan pembentukan kata dalam bahasa.


12. Sebutkan jenis-jenis morfem dalam bahasa Indonesia.

Jawaban: 
Morfem bisa berupa morfem bebas dan morfem terikat.